Pamekasan hujan lagi. Banyak rintik-rintik kecil menari bersama angin, mengarah ke atap rumahmu. Aku curiga hujan itu membawa air mataku.
"Segala yang lelah pasti akan jatuh. Seperti leleh air yang perlu kuseka tiap berlabuh di bibirku. "
Sepagi-pagi ini, sebentuk dalam dadaku bergetar. Dia menggema namamu dalam ruang yang selalu tersimpan wajahmu. Kau, kau, dan kau.
"Kita harus belajar menikmati lelah yang leleh setiap rindu itu menjadi ketakutan."
Pamekasan, 09-Mei-2017